Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Jum’at (29/12), Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah 26-29 Desember 2023.
Pada akhir Kamis (28/12), Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.415 per dolar AS, Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,46%, DXY[1] melemah ke level 101,23, dan Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 3,809%.
Pada Jumat (29/12) pagi, Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.440 per dolar AS dan Yield SBN 10 tahun turun ke 6,45%.
Selanjutnya, berkaitan dengan Aliran Modal Asing Minggu IV Desember 2023, Premi CDS Indonesia 5 tahun per 28 Desember 2023 sebesar 68,92 bps, naik terbatas dibandingkan per 22 Desember 2023 sebesar 68,72 bps. Berdasarkan data transaksi 27 – 28 Desember 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp4,28 triliun terdiri dari beli neto Rp0,30 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,00 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,98 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Disampaikan juga, selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 28 Desember 2023, nonresiden beli neto Rp80,45 triliun di pasar SBN, jual neto Rp10,74 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp52,81 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.