MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meminta agar pelaku pariwisata dan masyarakat di Desa Wisata Pulau Pahawang, Lampung, fokus untuk mengembangkan potensi alam dan budaya sebagai daya tarik wisata.
“Saya sangat terkesan, 20 jam lebih sekarang sudah ada di Pulau Pahawang dan saya ucapkan terima kasih kepada Kapolres, Ketua Pengadilan Agama, Forkompimda Kabupaten Pesawaran, dan BCA yang ikut mendukung desa ini menjadi simbol kebangkitan ekonomi nasional kita, sebuah desa yaitu Desa Wisata Pulau Pahawang yang bisa tembus menjadi 50 desa wisata terbaik Indonesia,” kata Menparekraf Sandiaga Uno saat melalukan visitasi 50 besar desa wisata dalam ajang Anugrah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, di Desa Wisata Pulau Pahawang, Lampung, Minggu (28/8).
Desa Wisata Pulau Pahawang yang berada di Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, merupakan kepulauan yang terdiri dari 6 (enam) dusun. Lokasi desa ini dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda empat selama satu jam dari pusat Kota Bandar Lampung ke Pelabuhan Ketapang. Kemudian dilanjutkan menggunakan speed boat menuju desa selama 30 menit.
Desa Wisata Pulau Pahawang memiliki pesona alam bawah laut yang sangat menawan, tidak sedikit wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara ingin menjajal atraksi yang ditawarkan di desa ini, seperti snorkling, diving, explore hutan mangrove, penanaman terumbu karang, dan camping.
Tidak hanya kaya akan panorama alamnya yang memikat, seni dan budaya yang ada di desa masih dilestarikan hingga kini, antara lain tari siger pengunten (tari penyambutan), permainan anak-anak, dan pencak silat.
Selain itu, Desa Wisata Pulau Pahawang memiliki satu festival besar yang diadakan setiap tahun oleh masyarakat setempat, yaitu Pahawang Culture Festival 2022. Menparekraf Sandiaga berkesempatan membuka festival tersebut pada Sabtu (27/8) malam.
Potensi desa juga dilengkapi dengan produk-produk ekonomi kreatif khas Pahawang. Untuk produk kriya terdapat miniatur kapal dan kerajinan bambu.
Menparekraf Sandiaga saat visitasi sempat melihat proses pembuatan miniatur kapal tersebut. Untuk kuliner ada dodol magrove, kue mangrove, keripik mangrove, dan seruit sotong. Dan fesyen ada kain batik, kaos, dan tapis Lampung.
Desa Wisata Pulau Pahawang juga mempunyai homestay berjumlah 42 unit. Homestay yang ada di Desa Wisata Pulau Pahawang tergolong nyaman, asri, dan bersih. Beberapa homestay memiliki arsitektur bergaya rumah panggung khas masyarakat Lampung.
ADWI sendiri merupakan program prioritas Kemenparekraf yang memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan desa-desa wisata yang ada di seluruh Indonesia. Menparekraf Sandiaga mencatat ada peningkatan hingga 30 persen kunjungan wisatawan semenjak pengembangan desa wisata lewat ADWI.
“ADWI ini kita rancang untuk memberikan apresiasi, menganugrahi, dan juga menjadi inspirasi karena desa wisata tahun lalu menjadi pandemic winner, karena meningkatnya kunjungan 30 persen berdasarkan big data kita,” ujarnya.
Menparekraf mengajak dunia usaha untuk mengembangkan bukan hanya destinasinya tapi juga produk-produk ekrafnya.
“Dan Bank Central Asia nanti akan melakukan program pelatihan dan pendampingan Desa Mitra Bakti BCA. Dan kita harapkan Pulau Pahawang ini menjadi desa wisata berkelas dunia,” kata Menparekraf.(*ls/Par/Ded)