Pada awalnya, nama Watala adalah singkatan dari kalimat Mahasiswa Pecinta Alam, yaitu organisasi minat mahasiswa di bawah Senat Mahasisma (Sema) Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Lampung (Unila).
Organisasi minat mahasiswa di bidang kecinta-alaman ini didirikan oleh beberapa mahasiswa Faperta di hari Minggu tanggal 15 Oktober 1978. Pada bulan April 1988 Watala memisahkan diri dari kampus dan selanjutnya menjadi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bersifat independen.
Setelah keluar dari kampus, “trademark” Watala masih tetap dipergunakan dengan arti Watala sebagai keluarga mahasiswa pencinta alam dan lingkungan hidup, jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, menjadi Friends for Nature and The Environment.
Untuk memperkuat status ke-LSM-annya, maka pada tahun 1992 Watala menjadi hukum berupa Yayasan dengan Akte Notaris Nomor 16 tahun 1992. Kemudian berubah menjadi badan hukum Perkumpulan melalui Akte perubahan berdasarkan Akte Notaris Nomor 18 tahun 2003.
Saat ini, dari 324 orang anggota perkumpulan yang ada dalam daftar, yang aktif 315 orang, terdiri dari 306 orang Anggota Biasa, 2 orang Anggota Kehormatan, 7 orang Anggota Luar Biasa.
Watala merupakan lembaga dengan sistim keanggotaan yang mengikat seumur hidup (membership organization). Penerimaan anggota dilakukan melalui metode pendidikan latihan dasar kepecintaalaman dan lingkungan. Metode ini nantinya akan sangat berguna dalam menjalankan berbgai program.
Watala bergerak di bidang konservasi, advokasi, kebijakan SDA, perencanaan, studi, penelitian Agro/Socioforestry, pendampingan masyarakat, pengembangan ekonomi pedesaan, pengembangan sistem pengelolaan hutan, pesisir / kelautan, dan ekowisata, serta terus bergiat mempertahankan “keunikan” sebagai keluarga pencinta alam.
Sebagai organisasi, keputusan tertinggi berada di tangan anggota. Setiap periode kepengurusan berjalan selama 3 (tiga) tahun. Untuk periode 2019-2022, susunan Kepengurusan Badan Pelaksana Harian diketuai oleh Kurnia Mahatma, dengan Lensiyana Unzila sebagai sekretaris dan Umi Wasilah sebagai bendahara.
Rencana kerja pada kepengurusan ini tetap melanjutkan kegiatan Watala di bidang pemberdayaan masyarakat. Pintu masuknya adalah melalui kegiatan di sektor pariwisata, khususnya ecotourism. Lebih khusus lagi, untuk desa Dampingan Watala. Karena setiap desa saat ini memiliki BUMDES dan di harapkan ini akan menggali potensi yang ada, terutama potensi wisata di desa tersebut.
Selain itu, untuk divisi Cinta alam, Watala memiliki trade mark yaitu “ Lomba Lintas Alam Bukit Barisan Selatan ( LLABB)” kegiatan ini sudah diadakan sejak tahun 1981, dan terakhir LLABB XIX tahun 2017.
Watala juga sering terlibat pada peringatan hari-hari yang berhubungan dengan lingkungan hidup, seperti Hari Air, Hari Lingkungan Hidup, Hari bumi, Internasional Women Days , dan masih banyak yang lainnya.
Di tahun 2020 ini, Watala sudah mempunyai rencana untuk melaksanakan LLABB ke XX. Namun, sehubungan dengan adanya pendemi corona, kegiatan itu ditangguhkan sampai waktu yang aman. Semoga kita semua dapat melalui kondisi ini dengan selamat. Badai pasti kan berlalu berganti hangatnya sinar mentari.
Salam Lestari Sahabat dan Kerabat. (watala/fou)
—
Silahkan baca artikel menarik lainnya:
- SMSI Kota Metro Dapat Kehormatan Jadi Tim Penjemputan Habib Luthfiy
- Menghadapi Tantangan Industri Hotel di Era Digital: Solusi untuk Bertahan dan Berkembang
- Chord dan Lirik Lagu Untungnya Hidup Harus Tetap Berjalan – Bernadya