GUBERNUR Arinal Djunaidi yang diwakili oleh Kepala Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung Ganjar Jationo, memberikan sambutan pada Acara Diskusi Publik Dengan Tema “Macet Jalan Lintas Barat Apa Solusi nya?”, bertempat di Balai Wartawan H. Solfian Akhmad/PWI Lampung, Kamis (6/10).
Hadir dalam acara tersebut, antara lain Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona K,S.T., MTr., I.P, Bupati Tanggamus Dewi Handajani, S.E., M.M, PJ. Bupati Pringsewu Adi Erlansyah, S.E., M.M, Komisi IV DPRD Provinsi Lampung, Ketua PWI Provinsi Lampung Wirahadikusumah, S.P, Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi, Kepala Dinas Perhubungan, serta Kepala Bidang Bappeda.
Ganjar Jationo, yang membacakan sambutan tertulis Gubernur Lampung, menyampaikan bahwa Pemprov Lampung menyambut baik terselenggaranya diskusi sebagai ajang silaturahmi yang bersifat ilmiah antar berbagai pemangku kepentingan, antara Pemerintah dengan Media, Pemerintah dengan masyarakat, dan antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten serta juga Pemerintah Pusat.
Diharapkan, acara ini juga dapat mempererat rasa persaudaraan antar elemen pembangunan di Provinsi Lampung, sehingga semua pihak bisa saling bersinergi untuk bersama-sama mewujudkan Provinsi Lampung yang maju, berdaya saing, sejahtera dan berjaya.
Tema Diskusi Publik “Macet Jalinbar Apa Solusinya?” merupakan wujud dari kepedulian serta keseriusan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Lampung dalam mengawal dan mendukung proses-proses pembangunan yang ada di Provinsi Lampung.
Acara ini juga menjadi bukti bahwa peran wartawan tidak hanya sebagai jembatan dalam menyampaikan informasi antara pemerintah kepada masyarakat saja, melainkan ikut mendorong terlaksananya program-program pemerintah yang baik dan bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.
PWI Provinsi Lampung sebagai wadah para jurnalis dan pewarta di Provinsi Lampung, harus terus berperan aktif turut serta menyumbangkan ide-ide kreatif dan inovatif dalam pembangunan nasional dan daerah, menyampaikan informasi yang benar dan jujur kepada masyarakat, dan turut membentuk opini publik yang baik, sehat dan dinamis sehingga mampu menumbuhkan optimisme bagi masyarakat.
Provinsi Lampung dengan jumlah penduduk terbanyak ke-2 di Sumatera, dan juga merupakan Provinsi penghasil pangan dan pendukung ketahanan pangan nasional, memerlukan jaringan infrastruktur yang handal sebagai urat nadi pembangunan.
Infrastruktur menjadi salah satu bagian terpenting dalam pembangunan, sebab kemajuan infrastruktur menjadi tolak ukur kemajuan bangsa dan daerah. Pembangunan infrastruktur di Provinsi Lampung masih perlu perhatian lebih, masih terlihat beberapa pembangunan infrastruktur yang belum merata dan terhubung secara baik. Akibatnya distribusi logistik berbagai komoditas pertanian dan perkebunan yang menjadi andalan Provinsi Lampung mengalami gangguan.
Di bidang lain, akibat jaringan infrastruktur yang tidak terkoneksi dengan baik, akses terhadap fasilitas Pendidikan, Kesehatan dan Perekonomian masyarakat juga akan terganggu.
Oleh karena itu, infrastruktur menjadi salah satu fokus arah kebijakan pembangunan Provinsi Lampung yaitu di dalam Misi ke-4 RPJMD Provinsi Lampung Tahun 2019-2024: “Mengembangkan infrastruktur guna meningkatkan efisiensi produksi dan konektivitas wilayah”.
Jaringan jalan lintas barat sangat strategis bagi Provinsi Lampung karena menghubungkan wilayah-wilayah penting, seperti Kabupaten Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus ,dan Pesisir Barat.
Selain itu, lalu lintas pada Jalan Lintas Barat telah menjadi jalur utama bagi Provinsi Bengkulu, Sumatera Barat, sampai Mandailing Natal di Provinsi Sumatera Utara.
Seiring perkembangan, wilayah yang dilalui Jalan Lintas Barat tumbuh dengan pesat, mulai dari Bandar Lampung – Gedong Tataan – Kota Agung hingga Krui.
Akibat kapasitas jalan yang belum standar (Sub Standard), yang mana sebagian besar masih dengan lebar 6 meter, di beberapa titik yang memiliki aktivitas tinggi akan mengalami kemacetan.
Hal tersebut diakibatkan karena kurangnya kapasitas jalan menjadi permasalahan pada Jalan Lintas Barat pada hari ini. Padahal, di sisi timur, Jalan Tol Trans Sumatera sudah siap untuk menerima distribusi berbagai barang dan komoditas dari wilayah barat Provinsi Lampung.
Oleh karena itu, pengembangan Jalan Lintas Barat (Jalinbar) harus mulai dipikirkan untuk mendukung keberadaan Jalan Tol, yang mana saat ini telah menjadi “Back Bone” di Sumatera.
Di Provinsi Bengkulu sudah ada “Fish Bone”, yaitu di ruas Lubuk Linggau – Bengkulu. Sementara di Sumatera Barat sudah ada di ruas Padang – Duri (Riau). Untuk Lampung, sudah saatnya ruas dari Bandar Lampung – Gedong Tataan – Kota Agung hingga Krui dikembangkan menjadi “Fish Bone” nya.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur mengajak untuk bersama-sama memikirkan jalan keluar terbaik guna meningkatkan kapasitas jalan yang ada di jalan lintas barat ini.
Diperlukan sinergitas antar semua pihak, Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten dan juga Pemerintah Provinsi agar bergerak bersama-sama, dengan dibantu para akademisi, serta didorong oleh media.
Sementara itu dalam laporannya, Ketua Pelaksana Andi S Panjaitan, menjelaskan bahwa acara diskusi ini bermula dari keinginan untuk percepatan pembangunan provinsi lampung dengan membangun kerjasama antara Pemerintah daerah dan media.(*ls/Lam/Ded)