SUDAH hampir 25 tahun, Mini (50) menekuni usaha pembuatan tahu. Dibantu 2 karyawan, dia menjalankan usaha tersebut di rumahnya yang terletak di Desa Way Galih, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan. Setiap hari, Mini menjual hasil produksinya berupa tahu putih dan tahu goreng ke beberapa pasar terdekat, seperti Pasar Way Galih dan Pasar Margodadi.
Saat ditemui Travel2Lampung, Sabtu (14/8), Mini sedikit menjelaskan mengenai cara pembuatan tahu. Menurutnya, membuat tahu cukup mudah dan memerlukan waktu yang singkat. Namun, prosesnya harus dilakukan terus menerus.
Awalnya, kedelai direndam supaya bersih. Setelah ditiriskan, lalu digiling dengan menggunakan mesin penggilingan sampai halus untuk direbus. Kalau sudah mendidih, disiram dua kali dan langsung diambil sambil disaring. Langkah selanjutnya, diberi air asam. Kalau sudah jadi, langsung dicetak dengan alat yang terbuat dari kayu. Sisa proses produksi berupa ampas, tidak dibuang. Tapi masih laku dijual untuk digunakan sebagai makanan hewan ternak.
Advertisement
Di masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) ini, usaha pembuatan tahu Mini mengalami kesulitan berkaitan dengan bahan baku. Baginya, harga kedelai cukup mahal. Dia berharap kedepannya harga lebih murah lagi dan stabil.
“Di masa PPKM ini, kedelai yang biasanya digunakan sekarang sedikit menipis. Karena, sekarang ini harga kedelai mahal, yaitu Rp10.000 belinya .Untuk kedelai, sudah ada yang mengantar dari Bandar Lampung. Yang biasanya bisa menghabiskan 1,5 kwintal kedelai sekali buat, tapi sekarang hanya 1 kwintal. Kadang-kadang juga 1 kwintal kurang,” ungkap Mini.(Cho/Ded/E1)
Advertisement