Taman Wisata Bumi Kedaton merupakan tempat rekreasi terkenal yang terletak di Jalan W.A. Rahman, Bandar Lampung. Masih dalam arealnya yang sangat luas, Waterpark menjadi salah satu tujuan favorit pengunjung. Di dalamnya terdapat beberapa macam kolam renang, seperti kolam renang dewasa, kolam renang anak, kolam permainan, kolam arus, dan waterboom.
Minggu (11/10), Travel2Lampung berkesempatan bertemu langsung dengan General Manager Bumi Kedaton, Dwi Ernawati.
“Pada saat PPKM seperti ini, yang sangat terpuruk adalah parwisata, karena dunia pariwisata identik dengan kumpul-kumpul. Terpuruk karena ketidakpastian. Tiba-tiba boleh buka, dan tiba-tiba tutup,” kata wanita yang berlatar pendidikan sarjana pertanian ini.
Masih lanjut Dwi Ernawati, Bumi Kedaton Waterpark kini sudah dibuka kembali sejak Sepetember 2021 lalu. Namun butuh waktu supaya masyarakat luas tahu.
“Selama ini, pengelola dan karyawan terus saling mengabarkan kalau sudah buka kembali. Alhamduillah, pada akhir September, sudah mulai ramai. Dan, pengunjung selama satu minggu sudah seribu-an yang datang,” tutur Dwi Ernawati.
Tiket masuk ke Bumi Kedaton Waterpark sangatlah terjangkau, hanya Rp40.000. Buka setiap hari, mulai jam 08.00 hingga jam 17.00. Hanya saja, pada Senin sampai Rabu tidak semua permainan waterpark dibuka. Namun, pengunjung akan mendapatkan diskon 50 persen. Khusus hari Minggu akan ada live music, mandi busa, dan menunggang kuda di area bermain. Selain itu, ada juga cottage yang seringkali full pada weekend.
Pengunjung yang datang kebanyakan dari Bandar Lampung, juga dari daerah sekitar seperti Pesawaran dan Kalianda. Saat Travel2Lampung berkunjung, Dwi Ernawati memberitahukan bahwa saat itu sedang kedatangan banyak anak-anak TPA dan ibu-Ibu pengajian.
“Untuk anak sekolah belum, karena ini masih belajar daring. Harapan kami, selain hari weekend, diramaikan oleh anak-anak sekolah,” lanjut Dwi Ernawati.
Sebelum mengakhiri wawancara, wanita yang juga hobi travelling ini sedikit bercerita tentang bagaimana ia akhirnya terjun ke dunia pariwisata.
“Dulu, saya bekerja di perusahaan tambak udang. Kemudian, ditawari oleh teman di Metro yang memiliki usaha tempat wisata, namun usahanya tidak maju. Kemudian, saya coba kelola berdasar insting saya sebagai penikmat traveling yang hobinya jalan-jalan. Jadi, apa sih yang diinginkan para konsumen itu yang saya ingin terapkan? Wisata ini sangat intens. Kita harus mengikuti apa yang lagi trend dan memiliki khas sendiri, yaitu orang lain tidak punya, dan kita harus punya,” pungkas Dwi Ernawati.(Cho/Ded/E1)