MENTERI Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan keadaan ekonomi Indonesia saat ini relatif terjaga atau dalam posisi yang aman. Ini dibuktikan dengan masih terjaganya sisi permintaan-penawaran hingga stabilnya inflasi di Indonesia jika dibandingkan dengan negara lainnya.
“Dalam artian demand-supply-nya tetap terjaga. Inflasi memang tertahan karena kita juga memberi subsidi banyak. Akan tetapi, ekspor dan konsumsi yang supporting ini dengan sisi supply juga responsif. Kita bisa mendapatkan growth 5,4% dengan inflasi relatif stabil,” ungkap Menkeu pada Soft Lauching Buku Keeping Indonesia Safe from Covid-19 Pandemic di Jakarta, Jumat (5/8).
Meski demikian, Menkeu juga menyatakan bahwa Indonesia akan menghadapi tantangan ekonomi ke depan yang berasal dari global. Terdapat empat situasi yang perlu diantisipasi Indonesia.
“Tantangan ke depan seperti apa? Well, it is certainly coming from luar,” tandas Menkeu dalam keterangannya dikutip Kementerian Keuangan, Jumat (5/8).
Adapun tantangan-tantangan tersebut, pertama, kebijakan negara maju. Menkeu mengatakan, jika federal reserve menaikkan suku bunganya secara lebih agresif, dapat meningkatkan inflasi yang berakibat pada pertumbuhan ekonomi hingga ke negara berkembang.
“Jadi, itu yang harus kita hadapi. Spill over negara-negara advance, dari ekonomi hingga policy yang mereka adopsi,” jelas Menkeu.
Tantangan kedua yang lebih sulit diprediksi, konflik geopolitik. Jika sebelumnya fokus konflik Ukraina-Rusia, kini terdapat pula konflik di Taiwan.
Selanjutnya, tantangan ketiga, perubahan iklim. Menkeu mencontohkan dampak nyatanya perubahan iklim ini, yakni terjadinya kekeringan di banyak negara di Afrika seperti Madagaskar; suhu di India yang bisa mematikan, mencapai 41 derajat celsius; adanya heat wave di Eropa; dan kebakaran hutan di Australia.
“So we never underestimate climate change, it is going to near with us,” tandas Menkeu.
Terakhir, tantangan keempat, teknologi digital. Tantangan ini hadir seiring dengan munculnya digital currency dan cryptocurrency.
“Sebagai suatu negara yang open, Indonesia relatively midsize, kita harus sangat aware terhadap kemungkinan dinamika yang terjadi setiap saat di negara ini atau globally yang akan memberikan dampak,” pungkas Menkeu.(*ls/Jur/Ded)