MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Indonesia harus mempertahankan capaian yang baik dalam sektor pariwisata. Hal itu disebabkan pariwisata masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan melalui strategi percepatan digitalisasi pariwisata.
“Oleh karena itu, integrasi sektor ekonomi digital dan sektor pariwisata akan menjadi prioritas pemerintah ke depan untuk mempercepat pemulihan pariwisata,” tegas Airlangga dalam acara konferensi internasional yang diselenggarakan Universitas Warmadewa dikutip Kamis (24/8).
Pembangunan sektor pariwisata berkelanjutan juga menjadi perhatian utama pemerintah saat ini. Istilah pariwisata berkelanjutan bukan hanya terkait dengan praktik ramah lingkungan dan tanggung jawab lingkungan, melainkan juga dari sisi kemanusiaan, yakni menangani dampak kepada masyarakat, baik sosial maupun ekonomi.
“Pariwisata berkelanjutan secara sosial harus diterapkan untuk memastikan uang yang dihabiskan guna perjalanan tetap berada di masyarakat. Ini termasuk dalam upaya mendukung bisnis yang dijalankan atau dikelola masyarakat lokal untuk mendukung ekonomi lokal,” ujar Airlangga.
Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan bahwa pandemi covid-19 juga telah meningkatkan kesadaran global akan pentingnya menjaga kesehatan sehingga wellness and health tourism menjadi salah satu leading sector di beberapa negara.
Indonesia memiliki banyak potensi wellness tourism berbasis kearifan lokal, seperti minuman herbal, produk rempah-rempah, serta perawatan tubuh dan kecantikan. Selain itu, pemerintah juga tengah menyiapkan destinasi wisata medis dengan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan pertama di Sanur, Bali.
“Kita harus bisa memaksimalkan potensi dan memanfaatkan peluang. Pada KEK Kesehatan di Sanur, Bali, rencananya akan dibangun fasilitas kesehatan berkualitas bernilai investasi Rp10,2 triliun dengan target penyerapan tenaga kerja sebesar 43 ribu orang,” ungkap Airlangga.
Airlangga kembali menekankan bahwa pariwisata berkelanjutan harus menjadi perhatian semua bisnis perjalanan dan pemangku kepentingan. Berkenaan dengan keberlanjutan masyarakat lokal, bisnis pariwisata harus melibatkan masyarakat lokal, menghormati keaslian sosial budaya, dan melestarikan warisan budaya.
“Saya berharap konferensi ini dapat memberikan masukan akademis yang berharga bagi pengembangan pariwisata yang dapat menguntungkan secara ekonomi dan berkelanjutan secara sosial,” pungkas Airlangga.(*ls/Jur/Eko)
Join the Conversation