KETUA Mahkamah Agung (MA) Prof. Dr. H. M. Syarifuddin, S.H., M.H., menghadiri National Rounds Philip C. Jessup International Law Moot Court Competition 2023 yang digelar di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (11/2).
Tidak hanya menutup acara, tetapi juga Ketua Mahkamah Agung ke-14 ini menyaksikan babak final yang mempertemukan Universitas Pelita Harapan dan Universitas Katolik Parahyangan.
Dalam mengawali sambutannya, pria kelahiran Baturaja, Sumatera Selatan, ini, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Ketua Kamar Pembinaan Prof Dr.Takdir Rahmadi, S.H., M.H.; Ketua Kamar Perdata I Gusti Agung Sumanatha, S.H., M.H.; dan hakim agung Syamsul Ma’arif, S.H., LL.M., yang telah berhasil menjadi juri pada kegiatan yang sarat dengan muatan penerapan hukum internasional.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para juri lainnya, di antaranya Triscam Pascal Moeliono, Hary Elias, Melvyn Foo, Haryo BN , Hilton King, Benoit Mayer, Peter Fanning, Gusman Siswandi, Anastasia Anggita, Rizky Hadi, dan Rendi Prahara.
Dalam sambutannya, Prof. Syarifuddin menyampaikan bahwa Philip C. Jessup International Law Moot Court Competition merupakan kompetisi peradilan semu tertua dan terbesar di dunia. Kompetisi ini disebut-sebut sebagai kompetisi paling bergengsi oleh banyak organisasi internasional atau berlevel grand slam. Diketahui, Ketua Mahkamah Agung Singapura Sundaresh Menon merupakan alumnus Jessup Moot pada 1986.
Pada kesempatan tersebut, ia juga mengucapkan selamat kepada para penerima penghargaan pada putaran nasional 2023. Terdapat total 14 penghargaan yang diberikan kepada peserta dengan kinerja terbaik dalam berbagai kategori. Ucapan selamat khusus disampaikan kepada tim dari Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan yang berhasil menjadi juara tahun ini. Tahun ini juga terasa berbeda karena kali pertama Mahkamah Agung menyerahkan Indonesian Supreme Court Trophy 2023 kepada pemenang.
“Bagi yang menang, saya ucapkan selamat. Bagi yang belum berhasil, jangan berkecil hati karena Colin Powell, Jenderal Amerika Serikat yang legendaris berkata, “Tidak ada rahasia untuk sukses. Itu adalah hasil dari persiapan, kerja keras, dan belajar dari kegagalan,” ujar Prof. Syarifuddin dalam keterangannya, Senin (13/2).
Guru Besar Universitas Diponegoro ini juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Indonesian Society of International Law (INASIL) yang telah menjadi motor kompetisi ini sejak 2001 di Indonesia. Alumnus Program Studi Doktoral Ilmu Hukum, Universitas Katolik Parahyangan, ini, juga mengucapkan rasa bangga dan terima kasih kepada almamaternya yang telah berhasil menjadi tuan rumah yang baik pada putaran nasional 2023.
“Saya pribadi menilai acara seperti ini sangat penting dalam mempersiapkan dan membina lahirnya para ahli hukum Indonesia baru yang lebih unggul. Ahli hukum yang tidak hanya memiliki ketajaman nalar dan logika serta pengetahuan tentang hukum nasional, tapi juga seorang ahli hukum kelas internasional unggul yang mampu melakukan analisis komprehensif atas suatu kasus. Kemudian, mampu menyampaikan argumentasinya secara koheren dan sistematis di forum bertaraf internasional dengan penguasaan bahasa inggris yang baik,” kata Prof. Syarifuddin.
“Dalam beberapa dekade ke depan, bukan tidak mungkin bagi para alumni kompetisi peradilan semu untuk duduk sebagai pejabat tinggi hukum tak hanya di Indonesia, tetapi juga lembaga internasional, mungkin di PBB, Dewan Keamanan PBB, Mahkamah Internasional of Justice, atau World Trade Organization untuk mengharumkan nama bangsa dan mengharumkan nama Indonesia. Itulah alasan utama mengapa Mahkamah Agung mengirimkan tiga hakim agung seniornya untuk menghadiri acara ini,” tambah Prof. Syarifuddin.
Di akhir sambutannya, ia menyampaikan bahwa pemenang yang mewakili Indonesia harus berbenah diri karena akan menghadapi lawan yang lebih tangguh kedepannya.
“Pemenang yang akan mewakili Indonesia di babak internasional harus terus berbenah diri karena di babak tersebut akan berhadapan dengan lawan yang jauh lebih tangguh. Lakukan yang terbaik dan buat Indonesia bangga!” pungkas Prof. Syarifuddin.
Rektor Universitas Katolik Parahyangan Mangadar Situmorang, pendiri INASIL Prof. Hikmahanto Juwana, dan Wakil Ketua Badan Arbitrase Nasional Indonesia Prof. Huala Adolf juga turut memberikan sambutan dan mengapresiasi dukungan Mahkamah Agung kepada kegiatan ini serta berharap dukungan serupa terus diberikan dalam kegiatan yang sama di tahun-tahun akan datang.
Acara yang berlangsung hingga sore hari ini dihadiri Kepala Biro Hukum dan Humas, Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat, Ketua Pengadilan Tinggi Agama Jawa Barat, Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Timur, serta Hakim Yustisial Mahkamah Agung. (*/J1/MAh/Ded)