PROVINSI Lampung memiliki banyak sekali tempat wisata dengan berbagai daya tarik yang dimilikinya. Ada wisata alam, wisata buatan, wisata religi, wisata minat khusus serta wisata sosial dan budaya. Salah satu wisata alam yang populer ada di Kabupaten Lampung Barat, yaitu Pantai Labuan Jukung yang terletak di Pekon Kampung Jawa, Kecamatan Pesisir Tengah, Krui.
Pantai Labuhan Jukung memiliki panorama laut lepas yang sangat indah dengan pasirnya yang halus dan lembut. Pantai ini sering dijuluki sebagai pantai Bali-nya Lampung karena keindahan sunset yang tidak kalah dengan pantai-pantai di Pulau Dewata. Saat tiba, pengunjung akan disambut oleh ombak yang seakan berlari menuju pantai. Ombak di pantai ini cukup tinggi sehingga sering dimanfaatkan oleh wisatawan baik domestik maupun luar negeri untuk berselancar.
Selain ombak, sunsetnya juga tak kalah menarik. Posisinya yang berada di bagian barat Povinsi Lampung dan berbatasan dengan Samudera Indonesia juga membuat sunset akan terlihat sempurna. Pengunjung dapat menyaksikan seluruh proses terbenamnya matahati di ufuk barat. Tentunya dengan hiasan lembayung senja dengan keindahan warna kuning keemasan dan semburat jingganya.
Banyak pengunjung yang betah berlama-lama menikmati keindahan Pantai Labuhan Jukung. Bahkan, kadang kala beberapa diantarannya berkemah di pinggir pantai cukup luas.
Untuk masuk ke pantai ini, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk. Cukup membayar untuk parkir kendaraan. Motor hanya dikenakan tarif sebesar Rp5.000 sedangkan mobil Rp10.000. Area parkir yang tersedia cukup luas untuk menampung mobil dan motor pengunjung.
Pengunjung yang datang ke Pantai Labuan Jukung kebanyakan pelajar dan mahasiswa, terutam yang menyukai wisata alam. Salah satu alasan mereka datang karena ingin berswafoto sambil menikmati daya tarik dan keindahan alam. Mereka juga senang menghabiskan waktu bersama keluarga maupun teman di pantai ini. Mengenai keamanan, pengunjung tidak perlu ragu. Pengunjung yang datang merasa cukup puas dengan keamanan dan pelayanan yang disediakan pengelola pantai.*
Penulis: Arfin Aziz Febtriando dan Yessisca (Mahasiswa D3 Perjalanan Wisata Politeknik Negeri Lampung)
Editor: E1