Home Info Cogito Leather Craft Mengubah Kulit Menjadi Barang Unik
Info

Cogito Leather Craft Mengubah Kulit Menjadi Barang Unik

Seorang pemuda bernama Dharma Mattrenggana menekuni usaha kerajinan yang menggunakan kulit sebagai bahan baku. Ia mulai merintis usaha tersebut pada 2017 dan diberi nama Cogito Leather Craft. Rumahnya yang berada di Kemiling, Bandar Lampung dijadikan workshop untuk memproduksi dompet, tas, ikat pinggang, dan tali (strap) jam tangan.

Semua berawal dari hobi membeli dan mengoleksi produk hasil olahan kulit. Kini, pria berusia 25 th ini mampu menghasilkan keuntungan lewat usaha kerajinan kulit yang ia jalankan. Cogito, nama tersebut dipakai karena memiliki arti berpikir. Erat kaitannya dengan apa yang ia kerjakan saat ini.

“Awalnya iseng, ya. Karena dari hobi. Saya suka beli barang-barang kulit. Tapi karena saya hitung harganya mahal, saya cobalah untuk buka tutorial di youtube, dan mulai mencoba untuk belajar membuat. Ketika itu masih KKN. Alhamdulillah, ketemu sama teman yang seumuran. Ya, akhirnya kebantu, lewat mereka membeli karya buatan saya,” kata Dharma saat ditemui Travel2Lampung di workshop miliknya.

Banner Rupa Rupa

Advertisement

Baca juga:  Tips Hidup Sehat untuk Remaja: Membangun Pondasi Kesehatan dan Kesejahteraan

Pengerjaan satu produk kerajinan kulit biasanya membutuhkan waktu sekitar 4 jam. Sedangkan, harga yang ditawarkan Dharma mulai dari Rp35.000 hingga ratusan ribu rupiah. Tergantung dari produk, bahan, dan model yang dipesan. Untuk bahan, ia memakai 2 jenis tipe kulit, yaitu kulit lokalan dan bahan kulit impor. Pelanggan Cogito Leather Craft kebanyakan berusia remaja hingga dewasa, termasuk mahasiswa.

“Kalau kulit, itu ada yang lokalan. Misalnya dari Bekasi dan Malang, atau dari daerah di Jawa lainya. Cuma, kebanyakan, karena memang yang lebih enak digunakan itu kulit-kulit yang dari luar, jadi impor. Tetapi tetap, pengambilan di toko yang ada di Bandung,” tambah Dharma lagi.

Saat beberapa bidang usaha lain mengalami penurunan akibat pandemi, produksi Cogito Leather Craft justru meningkat. Hal ini tak lepas dari kejelian Dharma melihat peluang.

Baca juga:  3 Merek Kopi Lampung yang Nikmat Rasanya

“Corona sama aja sih menurut saya. Terus corona kan membuat orang-orang harus memakai masker. Nah, kita juga buat strap masker dari kulit, karena banyaknya permintaan yang datang. Sehingga nambah produk baru yang dikeluarin. Jadi, ada hikmah tersendiri juga,” ujarnya dengan antusias.

“Harapan sih, pengennya usaha nge-gede, ya. Pengennya, yang buat kulit di Lampung ini nambah, ya. Jadi bisa gerak bareng untuk bangun komunitasnya. Bisa saling sharing untuk ngobrolin kulit atau produknya. Sehingga, kalaupun pengen edukasi, kawan-kawan yang lainya jadi banyak agen untuk edukasi tentang kulitnya. Terus semakin ditambah lagi agar lebih banyak. Jadi banyak orang yang tahu. Dan saya rasa hal itu yang nantinya akan membuat pasar ini berkembang. Daripada gerak sendiri terus, ya. Percuma kalau orang lain gak tahu, kan,” pungkas Dharma.(Rid/E1)

Kabin Bagasi Koper Tas Travel Polo

Advertisement

Author

admintravel2lampung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

-Untuk kerjasama promosi, publikasi kegiatan, content placement, media partner, sponsored article, dan penayangan banner, silahkan hubungi e-mail: admin@travel2lampung.com-